Nama : Marta Zulfika
Kelas : 3EA21
NPM : 14211323
Mata
Kuliah : Perilaku Konsumen
Tugas : Rangkuman Bab 1 sampai Bab 5
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku
konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian,
pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi
kebutuhan dan keinginan.Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang
mendasarikonsumen untuk membuat keputusan pembelian.Untuk barang berharga jual
rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah,
sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Menurut
Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen merupakan
tindakan–tindakan yangterlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi,
dan membuang suatu produk atau jasa,termasuk proses keputusan yang mendahului
dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.
Menurut
Mowen (1995), Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat
mendapatkan,mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard,
& Engel, 2001). Sedangkan TheAmerican Marketing Association mendefinisikan
perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis daripengaruh dan kesadaran,
perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspekhidupnya.
Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami
manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005).
Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan
konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan
yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan
jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna&
Wozniak, 2001).
1.2
Pemikiran yang benar tentang konsumen
1.
Konsumen adalah RAJA.
2.
Motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian.
3.
Perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan persuasif yang menghadapi konsumen
secara serius sebagai pihak yang berkuasa dan dengan maksud tertentu.
4.
Bujukkan dan pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan secara sosial asalkan
pengamanan hukum, etika, dan moral berada pada tempatnya untuk mengekang upaya
manipulasi.
Bila
ke empat premis ini diabaikan, konsekuensinya hampir selalu negatif. Kami memberikan
contoh dari hasil pemikiran yang benar maupun yang salah mengenai konsumen.Kami
lebih jauh mendemonstrasikan bahwa penelitian konsumen, bila ditanggapi dan ditafsirkan
dengan benar, memberikan masukan yang esensial untuk strategi pemasaran yang baik
dalam organisasi yang mencari laba maupun yang tidak mencari laba.
Akhirnya,penelitian juga berfungsi sebagai basis untuk pendidikan dan
perlindungan konsumen, dan melengkapi informasi yang penting untuk keputusan
kebijakkan umum.
1.3 Penelitian
konsumen sebagai suatu bidang yang dinamis
Perilaku
konsumen pada saat ini telah menjadi suatu bidang kajian yang dinamis dan
sangat menarik untuk dipelajari. hal ini disebabkan baik disadari maupun tidak,
sebenarnya setiap diri kita sebagai manusia adalah konsumen, dengan banyak
contoh yang dapat dikemukakan dalam kehidupan kita sehari-hari.
BAB
II
Segmentasi
Pasar dan Analisis Demografi
2.1 Segmentasi Pasar
Segmentasi
pasar adalah pembagian suatu pasar yang heterogen kedalam satuan-satuan pembeli
yang homogen, dimana kepada setiap satuan pembeli yang homogen tersebut
dijadikan sasaran pasar yang dicapai dengan marketing mix tersendiri. Dengan
demikian yang semula pasarnya satu dan luas,kemudian dibagi- bagi atau
disegmentasi oleh pemasar menjadi beberapa bagian pasar yang sifatnya homogen.
Homogenitas pasar tersebut dicari dan ditentukan sendiri oleh pihak pemasar.
2.1.a.Segmentasi dan kepuasan
konsumen
Menurut
Philip Kotler
dalam bukunya Principle of Marketing,
kepuasan konsumen adalah hasil yang
dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai
dengan harapannya. Kepercayaan konsumen merupakan hal yang ingin di dapat
setiap perusahaan dari para konsumennya.
·
Macam-macam
atau Jenis kepuasan konsumen
Kepuasan
konsumen terbagi menjadi 2 :
a.
Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau
pemakaian suatu produk. Misal
: karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
b.
Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang
bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang
sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah.
Menurut
Fandy Tjiptono (1997:35), metode yang digunakan untuk mengukur kepuasan
konsumen dapat dengan cara :
a.
Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan.
b.
Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan suatu atribut
tertentu dan seberapa besar yang dirasakan.
c.
Responden diminta untuk menuliskan masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran
dari perusahan dan juga diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka
hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan juga diminta untuk
menuliskan perbaikan yang mereka sarankan.
d. Responden
dapat diminta untuk meranking berbagai elemen dari penawaran berdasarkan
derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa baik kinerja perusahan dalam masing-masing
elemen.
2.1.b
segmentasi dan profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat
berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini.
2.1.c penggunaan
segmentasi dalam strategi pemasaran
Faktor
penting lain yang harus diperhitungkan ketika mengembangkan strategi pemasaran
untuk
konsumen
adalah "segmentasi pasar". Segmentasi pasar berarti membagi pelanggan
potensial
perusahaan
ke dalam berbagai segmen atau kelompok (misalnya, berdasarkan usia, jenis
kelamin,
agama,
lokasi, dll) dan kemudian memfokuskan strategi pemasaran pada satu atau lebih
kelompok-
kelompok.
Bila menggunakan segmentasi pasar, penting untuk menentukan apa faktor-faktor
yang
akan
dipertimbangkan. Faktor-faktor yang disebut variabel segmentasi. Variabel
segmentasi perlu
berhubungan
dengan kebutuhan, penggunaan, atau perilaku terhadap produk atau jasa.
Sumber
daya dan kemampuan perusahaan untuk menentukan jumlah dan ukuran segmen pasar
yang mereka dapat berharap untuk menarik dengan strategi pemasaran mereka.
Jenis produk dan layanan, serta variasi dalam kebutuhan pelanggan mereka, akan
memainkan peran dalam ukuran dan jumlah segmen pasar yang ditargetkan. Memilih
variabel segmentasi yang tepat adalah bagian penting dalam penargetan pasar
konsumen tertentu. Memilih variabel segmentasi yang tepat adalah bagian penting
dalam penargetan pasar konsumen tertentu. Segmentasi pasar merupakan tindakan
untuk mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah yang
mungkin membutuhkan produk dan bauran pemasaran yang tersendiri. Pada
penelitian ini basis segmentasi yang digunakan adalah gaya hidup yang dapat
mempengaruhi bauran pemasaran dan preferensi terhadap bauran pemasaran dari
E-Commerce. Ini berarti basis segmentasi ini dilihat dari perilaku mereka
terhadap bauran pemasaran.
Dengan
kesamaan karakteristik perilaku yang berpengaruh terhadap bauran pemasaran ini
diharapkan setiap segmen yang terbentuk dapat didekati dengan penawaran yang
tepat sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan dari masing-masing segmen
Dari
kedelapan elemen bauran pemasaran yang digunakan terdapat 6 elemen yang
signifikan dalam membedakan antar segmen, yaitu produk, promosi, bukti fisik,
komunitas, proses dan harga. Dua yang lain yaitu tempat dan perubahan ternyata
untuk tingkat kepercayaan 95% tidak dapat digunakan untuk membedakan segmen.
Ini berarti setiap segmen mempunyai preferensi bauran pemasaran yang sama
terhadap kedua elemen tersebut.
2.2 Rencana Perubahan
2.2.a Analisis konsumen dan
kebijakan sosial
Analisis
konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran
pemasaran di dalamnya.
Pengambilan Keputusan Konsumen
Proses
pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan
sebagai berikut:
1.
Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk
memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri
ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu
yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media
massa, brosur, dan lain-lain.
2.
Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari
produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
3.
Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai
alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh
dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.
4.
Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan
harga tertentu, warna tertentu.
5.
Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah
membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas dan
terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.
Analisis Kebijakan Sosial
Analisis
kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan
kebijakan (policy development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan
proposal perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih
menekankan pada penelaahan kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan
kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan
yang baru.
Namun
demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya
memfokuskan pada konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji
kebijakan yang telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan
petunjuk bagi pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru.
Dengan
demikian, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah usaha
terencana yang berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan
preskripsi atau rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap
konsekuensi-konsekuensi kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan
terhadap kebijakan sosial tersebut didasari oleh oleh prinsip-prinsip umum yang
dibuat berdasarkan pilihan-pilihan tindakan sebagai berikut:
1.
Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari
analisis yang dilakukan.
2.
Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan
sosial tersebut berdasarkan nilai benar dan salah.
3.
Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin keamanan
dan stabilitas.
2.2.b Perubahan struktur pasar konsumen
1.
Pasar Persaingan Sempurna
2.
Pasar Monopolistik
3.
Pasar Oligopoli
4.
Pasar Monopoli
BAB
III
Proses
Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen
Proses pengambilan keputusan diawali
dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini
terkait dengan beberapa alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang
bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik dari persepsi konsumen. Di dalam
proses membandingkan ini konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat
kepentingannya tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi yang
dihadapinya. Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah
menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu merek (compensatory
decision rule) ataupun mencari solusi terbaik dari perspektif konsumen (non-compensatory
decision rule), yang setelah konsumsi akan dievaluasi kembali.
1. Model-Model Pengambilan Keputusan
a. Model
Perilaku Pengambilan keputusan
·
Model Ekonomi yang dikemukakan oleh
ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha
mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk
memperoleh keuntungan maksimum.
·
Model Manusia Administrasi Dikemukan
oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan
maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan.
·
Model Manusia Mobicentrik Dikemukakan
oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus
selalu bergerak bebas mengambil keputusan
·
Model Manusia Organisasi Dikemukakan
oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama
dalam pengambilan keputusan.
·
Model Pengusaha Baru Dikemukakan
oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif.
·
Model Sosial Dikemukakan oleh Freud
Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan
diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
b. Model
Preskriptif dan Deskriptif
Fisher
mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
·
Model Preskriptif Pemberian resep
perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil
keputusan.
·
Model Deskriptif Model ini
menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada
proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas
observasi
Disamping model-model diatas (model
linier) terdapat pula model Spiral dimana satu anggota mengemukakan konsep dan
anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih
lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.
Teknik-teknik Pengambilan Keputusan
a. Teknik
Kreatif
·
Brainstorming Berusaha untuk
menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok dengan memberikan
kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
·
Synectics Didasarkan pada asumsi
bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk
meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan kelompok
b. Teknik
Partisipatif
Individu individu atau kelompok
dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
·
Teknik Modern
Ø
Teknik Delphi
Ø
Teknik Kelompok Nominal
Tahapan
Pengambilan Keputusan
Simon (1960)
memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan :
1.
Intelligence :
Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan permasalahan.
2.
Design : Tahap
perancangan solusi dalam bentuk alternatif2 pemecahan masalah.
3.
Choice : Tahap
memilih dari solusi dari alternatif2 yg disediakan.
4.
Implementation
: Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.
Proses
pengambilan keputusan terdiri dari lima tahap yaitu
;
PENGENALAN MASALAH -> PENCARIAN INFORMASI -> EVALUASI ALTERNATIF -> PILIHAN -> EVALUASI PASCAAKUISISI
PENGENALAN MASALAH -> PENCARIAN INFORMASI -> EVALUASI ALTERNATIF -> PILIHAN -> EVALUASI PASCAAKUISISI
Model keputusan: empat pandangan
mengenai pengambilan keputusan konsumen
Teori-teori pengambilan keputusan konsumen bervariasi, tergantung kepada asumsi peneliti mengenai sifat-sifat manusia.
Teori-teori pengambilan keputusan konsumen bervariasi, tergantung kepada asumsi peneliti mengenai sifat-sifat manusia.
Terdapat empat pandangan atas
pengambilan keputusan konsumen:
·
Pandangan ekonomi, konsumen sering
dianggap sebagai pengambil keputusan yang rasional.
·
Pandangan pasif, menggambarkan
konsumen sebagai orang yang pada dasarnya tunduk pada kepentingan melayani diri
dan usaha promosi para pemasar. Para konsumen dianggap sebagai pembeli yang
menurutkan kata hati dan irasional.
·
Pandangan kognitif, menggambarkan
konsumen berada diantara pandangan ekonomi dan pandangan pasif yang ekstrim,
yang tidak (atau tidak dapat) memperoleh pengetahuan yang mutlak mengenai semua
alternatif produk yang tersedia dan karena itu tidak dapat mengambil keputusan
yang sempurna, namun secara aktif mencari informasi dan berusaha mengambil
keputusan yang memuaskan.
·
Pandangan emosional, mengambil
keputusan yang emosional atau impulsive (menurutkan desakan hati).
Model dalam pengambilan keputusan
mempunyai tiga komponen utama yaitu:
·
Masukan (input), komponen ini
mempunyai berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai sumber informasi mengenai
produk tertentu dan mempengaruhi nilai-nilai, sikap dan perilaku konsumen yang
berkaitan dengan produk. Yang utama dalam faktor masukan ini adalah berbagai
kegiatan bauran pemasaran dan pengaruh sosiobudaya di luar pemasaran.
·
Proses, komponen ini berhubungan
dengan cara konsumen mengambil keputusan. Tindakan pengambilan keputusan
konsumen terdiri dari tiga tahap, yaitu:
a)
Pengenalan kebutuhan
b)
Penelitian sebelum pembelian, dan
c)
Penilaian berbagai alternatif.
·
Keluaran (output), komponen ini
menyangkut dua kegiatan pasca pembelian yang berhubungan erat: perilaku
pembelian dan penilaian pasca pembelian. Tujuan dari dua kegiatan ini adalah
untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap pembeliannya.
Adapun seorang ahli Gullet dan Hicks
memberikan beberapa klasifikasi model pengambilan keputusan yang kerapkali
digunakan untuk memecahkan masalah,. Ahli ini ada beberapa model pengambilan
keputusan antara lain:
Ø
Model Probabilitas
Ø
Model Konsep tentang nilai-nilai
harapan (the Concept of Expectedvalue)
Ø
Model matriks
Ø
Model pohon keputusan (Decision Tree
Model)
Ø
Model Kurva Indiferen / Kurva
Tak Acuh.
Ø
Model Simulasi Komputer.
Selanjutnya Robert D.Spech
mengelompokkan model dalam rangka analisis kebijakan pengambilan keputusan ke
dalam 5 kategori yakni sebagai berikut.
Ø
Model Matematika
Ø
Model Simulasi Komputer
Ø
Model Permainan Operasional
Ø
Model verbal
Ø
Model fisik
2. Tipe-Tipe Proses Pengembalian
Keputusan
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen
akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1.Pengenalan masalah (problem recognition).
Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.Pencarian informasi (information source).
Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3.Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).
Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.Keputusan pembelian (purchase decision).
Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5.Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation)
merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan.
Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Konsumen menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh konsumen ketika membeli suatu produk yang telah mereka gunakan sebelumnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
1.Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya pembelian rumah,
alternatif pemilihan adalah lingkungan rumah (bersih, tidak banjir, dekat kota atau
mudah transportasi), bahan baku, harga (cicilan rendah dan lama).
2.Tersedia waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
3.Terdapat tingkat keterlibatan (relevansi pribadi) yang tinggi yang menyertai
pembelian.
1.Pengenalan masalah (problem recognition).
Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.Pencarian informasi (information source).
Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3.Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).
Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.Keputusan pembelian (purchase decision).
Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5.Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation)
merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan.
Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Konsumen menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh konsumen ketika membeli suatu produk yang telah mereka gunakan sebelumnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
1.Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya pembelian rumah,
alternatif pemilihan adalah lingkungan rumah (bersih, tidak banjir, dekat kota atau
mudah transportasi), bahan baku, harga (cicilan rendah dan lama).
2.Tersedia waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
3.Terdapat tingkat keterlibatan (relevansi pribadi) yang tinggi yang menyertai
pembelian.
Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1.Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk
mencapai tujuan tertentu.
2.Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau
kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap
rangsangan tersebut.
3.Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri
seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.Integrasi
merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang
untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak
membeli produk tersebut.
5.Pembelajaran (learning) merupakan proses belajar yang dilakukan seseorang setelah
membeli produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan dan
akan dijadikan sebagai alternatif dalam pembelian selanjutnya
4. Pembelian
Struktur Keputusan Membeli
Struktur keputusan membeli penting,karena sesudah menetukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu, konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan untuk membeli. Ada tujuh struktur keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen :
1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat memutuskan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli produk X atau tujuan lain selain melakukan pembelian. Para pemasar harus memusatkan perhatian pada konsumen yang diharapkan memutuskan untuk untuk membeli produk X dari alternatif lain yang mereka pertimbangkan uangnya untuk membeli komputer atau keperluan lain (membeli kamera, pakaian, dan buku)
2. keputusan tentang jenis produk
Konsumen memutuskan untuk membeli produk X dengan bentuk tertentu (ukuran, mutu, corak,dan sebagainya). Perusahaan harus menggunakan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen (untuk memaksimumkan daya tarik merk produk X, misalnya mahasiswa tersebut menentukan karakteristik dari komputer yang diinginkan yaitu laptop, Pentium 120, kemampuan memproses cepat, fasilitas lengkap (baterai, CD drive, mouse)
3. keputusan tentang merek
Konsumen memutuskan merk yang akan diambil. Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk. Misalnya berdasarkan informasi yang dihimpun, mahasiswa tersebut memilih untuk mendapatkan komputer merk acer.
4. keputusan tentang penjualan
Konsumen memutuskan dimana akan membeli (toko serba ada, elektronik, toko khusus dan lain-lain, perusahaan ( termasuk pedagang besar, pengecer) Harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu. Misalnya mahasiswa tersebut mempunyai pilihan membeli di toko elektronik, toko khusus komputer atau agen tertentu. Disamping pertimbangan harga, ia mempertimbangkan pula layanan yang didapat baik pada waktu membeli layanan purna jual.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen memutuskan jumlah produk yang akan dibeli. Perusahaan harus mempertimbangkan banyaknya produk tersedia untuk konsumen sesuai keinginan konsumen yang berbeda-beda.
6. keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen memutuskan kapan harus membeli (kapan uang/kesempatan tersedia). Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam penentuan waktu pembelian, yang juga mempengaruhi perusahaan dalam mengatur waktu produksi, pemesanan, periklanan dan sebagainya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen memutuskan mode pembelanjaan yang disukainya, perusahaan harus mengetahui hal ini yang akan mempengaruhi dalam penawaran pembayaran (discount untuk tunai, kemudahan kredit, bunga rendah, dan lain-lain).
5. Diagnosa Perilaku Konsumen
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu
1. untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan
saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
2.perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan
publik.Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan
transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket
transportasi di hari raya tersebut.
3.pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen.
Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
1.Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
2.Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi.Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
3.Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan perilaku konsumen.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen serta strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
BAB
IV
EVALUASI
ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN
Ø Tahap
Sebelum Pembelian
Konsumen
akan menggali informasi tentang produk serta mendefinisikan tingkat
kebutuhannya terhadap produk. Setelah mengidentifikasi kebutuhan dan
kemungkinan mencari alternative pilihan terhadap produk maka langkah
selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap beberpa alternative produk yang
ditawarkan oleh produsen
Ø Evaluasi
Alternatif
Dari
berbagai informasi yang diperoleh, selanjutnya di proses untuk mendapatkan
keputusan atau pertimbangan nilai akan suatu produk, dan akan menghasilkan beberapa
atribut yang akan muncul,setelah itu baru di beri bobot dari berbagai alternatif.Konsumen
memproses informasi dari beberapa informasi dan membuat pertimbangan untuk memuaskan
kebutuhan, konsumen mencari manfaat produk dan memandang produk sebagai suatu rangkaian
atribut, atribut yang menonjol dianggap penting. Pemasar perlu menjelaskan
manfaat produk dan menentukan atribut yang menonjol untuk mempengaruhi Evaluasi
Alternatif sebelum Keputusan.
Ø Evaluasi
Alternatif sebagai Proses
Evaluasi
Alternatif sebagai Proses adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih
pilihan alternative dalam proses pengambilan keputusan selanjutnya. Bila
seseorang dihadapkan pada pembelian produk, yaitu antara membeli produk yang
satu dan yang lain dengan kesamaan jenis, maka dia ada dalam posisi harus
membuat Evaluasi Alternatif sebelum pembelian. Dalam proses evaluasi
alternatif, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang
dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau
jasa yang sesuai.
Ø Tiga
tingkatan dalam pemecahan ini;
1. Pemecahan masalah yang
mensyaratkan respons yang rutin.
2. Pemecahan masalah dengan proses
yang tidak berbelit-belit (terbatas).
3. Pemecahan masalah yang dilakukan
dengan upaya yang lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan (pemecahan masalah
yang intensif).
Ø Kriteria
Evaluasi
Kriteria
evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai
alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai
bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan
criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal(country of origin)
dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya.
Beberapa kriteria
eveluasi yang umum adalah:
1.
Harga
Harga
menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang
murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak
bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh
karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
2.
Nama Merek
Merek
terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek
merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit
menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah
memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
3.
Negara asal
Negara
dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan
konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin
sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara,
untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal
tak teragukan.
4.
Saliensi ( Atribut yang mencolok)
Konsep
saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya
untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk
mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting,
tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencolok (salient) yang
benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.
BAB V
PEMBELIAN
1.
Proses Keputusan Membeli
Menurut
(Kotler, 2000:204) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan
membeli melewati lima tahap, yaitu:
a. Pengenalan Masalah
Merupakan
tahap pertama proses keputusan pembeli, yaitu ketika konsumen mengenali adanya
masalah atau kebutuhan.
b. Pencarian Informasi
Tahap
yang merangsang konsumen untuk mencari informasi lebih banyak, konsumen
mungkin
hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi dari
sumber-sumber atau beberapa alternatif.
Ø Sumber pribadi : keluarga, teman,
tetangga, kenalan
Ø Sumber komersial : Iklan,
wiraniaga, agen, kemasan, pajangan
Ø Sumber publik : media massa,
organisasi penilai konsumen
Ø Sumber pengalaman : penanganan,
pemeriksaan dan menggunakan produk
c. Evaluasi Alternatif
Tahap
ketika konsumen menggunkan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif
dan
perangkat pilihan.
d. Keputusan Membeli
Tahap,
ketika konsumen benar-benar membeli produk . setelah mengevaluasi alternatif
yang ada dan mempelajarinya agar meyakinkan untuk mengambil suatu keputusan.
e. Tingkah Laku Pasca Pembelian
Tahap
ketika konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan
pada rasa puas dan tidak puas. Sehingga dapat mengevaluasi alternatif lain yang
ada setelah melakukan transaksi.
Bedasarkan
teori-teori diatas bahwa seorang konsumen sebaiknya mengikuti proses-proses
tersebut dalam menjalani kegiatan ekonomi dalam bidang konsumsi, sehingga para
konsumen bisa dapat seksama menjalani dan mempelajari apa-apa yang harus
dilakukan dalam proses transaksi.
a. Memilih Alternatif Terbaik
Terjadinya
transaksi pembelian (dipandang dari sisi pemasaran) yaitu :
Pembelian
yang direncanakan: biasanya terjadi berdasarkan kebutuhan, artinya si konsumen
memang membutuhkan barang-barang tertentu. Dalam hal pembelian yang telah
direncanakan, biasanya konsumen telah memiliki pengetahuan yang lengkap tentang
produk yang hendak mereka beli. Misalnya pengetahuan tentang merek, tentang
harga, kemasan, keandalan, pelayanan dan lain sebagainya. Perhatian utamanya
adalah pada barang-barang yang biasa atau terbiasa dia konsumsi/gunakan kecuali
ada rangsangan-rangsangan tertentu dari produk substitusi sehingga si konsumen
melihat manfaat lebih dari produk substitusi tersebut.
Pembelian
yang tidak direncanakan : terjadi karena konsumen melihat atau merasakan
manfaat lain dari manfaat utama produk yang mereka beli.
b. Memilih sumber-sumber pembelian
·
Sumber-Sumber Pembelian Intern :
a. Motivasi
merupakan
kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk
memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan
ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa
haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik
yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan
untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Seperti
yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan
fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan
aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi
anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk
dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan
pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
b. Belajar
Proses
dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi
untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang
berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang
individu yang bersumber dari pengalaman.
Melalui
perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan
adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah
sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik,
perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama
waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
c. Kepribadian
Keputusan
pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur, tahapan
daur hidup,pekerjaan,situasi ekonomi,gaya hidup,serta kepribadian dan konsep
diri pembeli.Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup
keluarga.Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa ang dibelinya.Situasi ekonomi
seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk.
·
Sumber-sumber Pembelian ekstern
1. Kebudayaan
faktor
budaya adalah salah satu pengaruh yang paling berdampak luas dalam perilaku
konsumen.
Contohnya
saja seorang konsumen yang sudah sangat cinta dengan kebudayaan
bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan prodak dalam negeri dan tidak mau
menggunakan prodak luar.memang tidak semua konsumen seperti itu,masih terdapat
konsumen-konsumen yang tidak mempunyai jiwa kebudayaan yang melekat utuh
didalam dirinya,sehingga ia masih dengan mudah terpengaruh oleh kebudayaan
asing,dan menggunakan produk-produk dari luar.
2. Kelompok Sosial dan Refrensi
Pada
umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya
tentang produk apa yang harus dibeli.
Faktor
Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu :
Ø Kelompok acuan : semua kelompok
yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan
pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat
keputusan konsumsi.
Ø Keluarga sebagai organisasi
pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung
terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari.
Ø Peran : meliputi kegiatan yang
diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan
peran dan status pamakainya.
3. Keluarga
Keluarga
adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat.
Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub,
organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan
dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan
penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Para
anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita
dapat membedakan dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga
sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai
sumber keturunan.
BAB
VI
SUMBER
DAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN
1. Sumber Daya Konsumen.
Sumber
daya konsumen adalah segala sumber daya yang mempengaruhi konsumen untuk
membeli barang atau jasa. Sumber daya konsumen ada 3 macam, yaitu :
- Sumber daya ekonomi adalah segala sesuatu sumber daya yang dimiliki baik yang tergolong sumber daya alam maupun potensi sumber daya manusia yang dapat memberikan manfaat.
- Sumber daya sementara adalah sumber daya yang bisa menghemat waktu, keinginan manusia ingin membeli barang dan jasa yang tujuananya menghemat waktu yang ada.
- Sumber daya kognitif adalah sumber daya perencanaan dan pengambilan keputusan seorang konsumen terhadap apa yang ingin di belinya.
2. Pengetahuan.
Pengetahuan
adalah ilmu yang didapat tentang apa yang di fokuskan dari berbagai informasi
yang di sini yang berkaitan dengan fungsi konsumen.
Pengetahuan
konsumen terbagi tiga, yaitu:
- Pengetahuan produk Adalah pengetahuan yang di dapat dari infornasi-informasi yang ada di kemasan maupun dari yang lain-lain
- Pengetahuan pembelian yaitu fungsi dari manfaat pembelian ini apa.
- Pengetahuan pembelian letak adalah letak dan lokasi barang itu berada.
http://www.wikipedia.com
Thanks post nya, berguna bgd :)
BalasHapus